Gelombang Panas Membara Asia Tenggara, Telan Korban Jiwa dan Ganggu Kesehatan

Gelombang Panas Membara Asia Tenggara

BLOG FOKUS
- Panas terik yang melanda Asia Tenggara dalam beberapa bulan terakhir bukan sekadar fenomena alam biasa. Gelombang panas atau heatwave ini telah menelan korban jiwa dan mengganggu kesehatan masyarakat di berbagai negara.

Fenomena ini ditandai dengan peningkatan suhu udara secara signifikan yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut. Di beberapa wilayah, suhu bahkan mencapai 45 derajat Celcius, seperti di Thailand yang mencatat rekor panas 52 derajat Celcius.

Dampak heatwave tidak hanya terasa di permukaan kulit, tetapi juga membawa gangguan kesehatan serius. Kasus penyakit dan kematian terkait heatwave melonjak, seperti di Filipina yang mengalami lonjakan kasus serangan panas hingga 30 orang meninggal sejak Januari 2024.

Heatwave juga berdampak pada sektor lain, seperti penutupan sekolah, gangguan produksi pertanian, dan rusaknya infrastruktur. Di India, produktivitas gandum terhambat dan kabel jaringan listrik rusak akibat panas ekstrem.

Para ahli menyatakan bahwa heatwave merupakan dampak dari perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Suhu tinggi pada siang dan malam hari dalam jangka waktu lama menciptakan tekanan fisiologis pada tubuh manusia, memperburuk penyakit pernapasan, kardiovaskular, diabetes, dan ginjal.

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap heatwave dengan banyak minum air putih, mengonsumsi vitamin, buah, dan makanan bergizi seimbang. Pemerintah juga didesak untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam menghadapi heatwave, seperti meningkatkan edukasi publik, memperkuat sistem kesehatan, dan mengembangkan infrastruktur yang tahan panas.

Heatwave bukan hanya masalah di Asia Tenggara, tetapi juga ancaman global. Kerja sama internasional sangat diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim dan meminimalisir dampak heatwave di masa depan.

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru