20 Contoh Tembung Rura Basa dalam Bahasa Jawa Beserta Artinya
Temukan 20 contoh tembung rura basa dalam bahasa Jawa beserta artinya yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
FOKUS BLOG PENDIDIKAN - Pernahkah kamu mendengar istilah tembung rura basa dalam bahasa Jawa? Istilah ini mungkin terdengar sedikit asing bagi sebagian orang, terutama yang tidak terlalu akrab dengan bahasa Jawa sehari-hari. Namun, sebenarnya rura basa adalah bagian yang cukup penting dalam bahasa Jawa, terutama dalam memahami budaya dan bahasa masyarakat Jawa itu sendiri.
Di artikel ini, kita akan mempelajari secara mendalam apa itu tembung rura basa beserta contohnya. Kami di Fokus.co.id akan menjelaskan dengan detail agar kamu bisa lebih memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini juga akan memberikan 20 contoh tembung rura basa dalam bahasa Jawa serta artinya. Jadi, simak sampai akhir ya!
Apa Itu Tembung Rura Basa?
Tembung rura basa terdiri dari dua kata, yaitu rura yang berarti rusak, dan basa yang berarti bahasa. Secara harfiah, rura basa dapat diartikan sebagai "bahasa yang rusak" karena penggunaannya yang tidak logis atau tidak sesuai dengan makna aslinya. Meski disebut sebagai bahasa yang rusak, jangan salah paham! Penggunaan rura basa ini sudah sangat lazim di masyarakat, dan tidak dianggap sebagai kesalahan besar. Biasanya, tembung rura basa muncul dalam bentuk kalimat-kalimat yang salah kaprah, di mana penggunaannya sudah sangat umum walaupun tidak sesuai makna asli.
Baca juga: Tembang Macapat Asmaradhana: Makna, Aturan, dan Fungsinya
Meskipun salah kaprah, bentuk kalimat seperti ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama oleh penutur asli bahasa Jawa. Oleh karena itu, penting untuk memahami arti di balik rura basa agar kita tidak salah dalam menginterpretasikannya.
Sejarah dan Asal-usul Rura Basa
Rura basa muncul dari kebiasaan masyarakat Jawa dalam berkomunikasi secara informal. Bahasa Jawa memiliki berbagai tingkatan kesopanan, mulai dari ngoko (kasar atau informal), krama madya (setengah sopan), hingga krama inggil (sangat sopan). Dalam penggunaan sehari-hari, masyarakat sering kali menggunakan bahasa yang lebih santai atau tidak terlalu baku. Dari situlah muncul berbagai variasi bahasa yang kemudian disebut sebagai rura basa, yang pada dasarnya adalah kalimat yang tidak sesuai dengan arti harfiahnya tetapi sudah diterima oleh masyarakat.
Mengapa Memahami Rura Basa Itu Penting?
Untuk para pelajar dan pengajar yang mempelajari bahasa Jawa, memahami rura basa sangat penting. Sebab, bahasa ini mencerminkan cara berpikir dan berkomunikasi masyarakat Jawa sehari-hari. Mengetahui bagaimana kata-kata ini digunakan secara salah kaprah tetapi tetap diterima, dapat membantu kita memahami dinamika bahasa yang hidup dan berkembang.
Contoh Tembung Rura Basa dalam Bahasa Jawa Beserta Artinya
Berikut ini adalah 20 contoh tembung rura basa dalam bahasa Jawa, lengkap dengan artinya. Contoh-contoh ini bisa kamu gunakan untuk lebih memahami bagaimana rura basa bekerja dalam komunikasi sehari-hari.
1. Adang esuk = Adang sega wayah esuk
Arti: Menanak nasi di waktu pagi.
- Frasa ini sering digunakan ketika seseorang ingin menggambarkan kegiatan memasak nasi di pagi hari. Padahal secara literal, adang sega (memasak nasi) bisa dilakukan kapan saja, namun di sini makna esuk (pagi) memberikan konteks waktu.
2. Adang sega = Adang beras supayane dadi sega
Arti: Memasak beras agar menjadi nasi.
- Penggunaan tembung ini berfokus pada proses mengubah beras menjadi nasi. Meskipun sederhana, frasa ini sering digunakan untuk menggambarkan kegiatan memasak nasi dalam konteks yang lebih umum.
3. Jaga gerdhu = Jaga keamanan manggon ing gerdhu
Arti: Menjaga keamanan di pos kamling.
- Di sini, "gerdhu" merujuk pada pos kecil di lingkungan tempat seseorang bertugas menjaga keamanan. Rura basa ini sering dipakai untuk menggambarkan kegiatan ronda atau penjagaan malam di daerah pedesaan.
4. Kelan lodheh = Nggodok janganan supaya dadi sayur lodeh
Arti: Memasak sayuran untuk dijadikan sayur lodeh.
- Frasa ini menggambarkan proses memasak sayur lodeh, di mana kata kelan berarti memasak sayuran. Ini merupakan contoh lain dari frasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Jawa.
5. Mangan awan = Mangan sega wayah awan
Arti: Makan nasi di waktu siang.
- Kata mangan berarti makan, sedangkan awan berarti siang. Ini adalah contoh yang umum dan sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari.
6. Mbathik iket = Mbathik mori supayane dadi iket
Arti: Membatik kain untuk dijadikan iket (penutup kepala).
- Tembung ini menggambarkan kegiatan membatik, yaitu proses seni menghias kain yang kemudian dijadikan sebagai iket atau penutup kepala tradisional.
7. Mbunteli tempe = Mbunteli dhele sing wis diragi supaya dadi tempe
Arti: Membungkus kedelai yang sudah difermentasi agar menjadi tempe.
- Proses ini sering dilakukan dalam pembuatan tempe tradisional. Frasa ini lazim digunakan dalam konteks kuliner Jawa.
8. Menek klapa = Menek wit klapa
Arti: Memanjat pohon kelapa.
- Dalam kehidupan pedesaan di Jawa, menek kelapa adalah aktivitas yang sering dilakukan, terutama di daerah yang banyak terdapat pohon kelapa.
9. Mikul dhawet = Mikul klenthing isine dhawet
Arti: Memikul tempayan kecil berisi cendol.
- Frasa ini menggambarkan kegiatan tradisional saat seseorang membawa minuman cendol yang ditempatkan dalam tempayan kecil.
10. Ndheplok gethuk = Ndheplok telo arep didadekake gethuk
Arti: Menumbuk ubi untuk dibuat getuk.
- Gethuk adalah makanan tradisional dari Jawa yang dibuat dari ubi, dan frasa ini menggambarkan proses pembuatannya.
11. Ndodomi klambi = Ndodom kain gawe klambi
Arti: Menjahit kain untuk dibuat baju.
- Kata ndodomi berarti menjahit, dan frasa ini umum digunakan dalam kegiatan membuat pakaian.
12. Ndudhuk sumur = Ndudhuki lemah digawe sumur
Arti: Menggali tanah untuk dibuat sumur.
- Proses ini lazim dilakukan di daerah pedesaan yang belum memiliki akses air bersih, sehingga pembuatan sumur menjadi penting.
13. Negor gedang = Negor wit gedang
Arti: Menebang pohon pisang.
- Menebang pohon pisang adalah aktivitas yang sering dilakukan untuk mengambil buah atau untuk membuka lahan baru.
14. Nenun sarung = Nenun benang supaya dadi sarung
Arti: Menenun benang agar menjadi sarung.
- Proses pembuatan sarung secara tradisional sering dilakukan melalui teknik tenun, dan frasa ini menggambarkan hal tersebut.
15. Netel jadah = Netel ketan supaya dadi jadah
Arti: Memasak ketan agar menjadi jadah.
- Jadah adalah makanan dari beras ketan yang dimasak dan dipadatkan, sering kali disajikan dengan tempe bacem.
16. Ngenam kepang = Ngenam iratan pring digawe kepang
Arti: Membuat anyaman dari bambu.
- Kegiatan ini sering dilakukan di pedesaan untuk membuat berbagai alat rumah tangga tradisional.
17. Ngenam klasa = Ngenam mendhong digawe klasa
Arti: Menganyam atau mengepang untuk dijadikan tikar.
- Frasa ini menggambarkan proses pembuatan tikar dari bahan alami seperti mendhong atau rotan.
18. Nggodog wedang = Nggodog banyu arep digawe wedang
Arti: Memasak air untuk dibuat minuman.
- Wedang merupakan istilah untuk minuman hangat, dan proses ini menggambarkan cara membuatnya.
19. Nguleg sambel = Nguleg lombok karo uyah digawe sambel
Arti: Mengulek cabai dengan garam untuk dibuat sambal.
- Aktivitas ini sangat umum di dapur Jawa, terutama dalam pembuatan sambal yang merupakan pelengkap utama dalam banyak masakan Jawa.
20. Nulis layang = Nulis dluwang kanggo ngirim layang
Arti: Menulis di atas kertas untuk mengirim surat.
- Di era sebelum teknologi berkembang, menulis surat adalah cara utama untuk berkomunikasi, dan frasa ini sering digunakan.
Kesimpulan
Memahami tembung rura basa sangat penting dalam memperkaya pengetahuan kita mengenai bahasa dan budaya Jawa. Walaupun sering dianggap salah kaprah, tembung rura basa justru mencerminkan kekayaan bahasa yang terus berkembang. Untuk kamu yang sedang belajar bahasa Jawa, mengenal contoh-contoh rura basa ini akan sangat membantu dalam memahami bagaimana bahasa digunakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa, kamu bisa menemukan lebih banyak artikel menarik seperti ini di Fokus.co.id, platform yang menyediakan berbagai materi pendidikan berkualitas.