Kenapa Anjing Haram Tapi Diciptakan: Kisah, Hikmah, dan Perspektif Islam

Daftar Isi

Kenapa Anjing Haram Tapi Diciptakan: Kisah, Hikmah, dan Perspektif Islam

Anjing telah menjadi topik yang menarik dan penuh kontroversi dalam pembahasan agama, khususnya dalam Islam. Kenapa anjing haram tapi diciptakan sering menjadi pertanyaan yang mengundang rasa ingin tahu, terutama bagi kaum muda dan wirausahawan yang ingin memahami pandangan Islam secara mendalam. Artikel ini akan mengupas asal-usul anjing menurut pandangan Islam, peranannya dalam sejarah manusia, serta alasan mengapa ia dianggap najis meskipun memiliki fungsi yang sangat penting.

Awal Mula Anjing dalam Perspektif Islam

Kisah Nabi Adam dan Hubungannya dengan Anjing

Menurut riwayat, penciptaan anjing memiliki keterkaitan dengan peristiwa yang melibatkan Nabi Adam, manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Dikisahkan, saat Allah menciptakan Nabi Adam dari tanah, iblis yang dikeluarkan dari surga karena kesombongannya merasa iri. Ia tidak terima manusia yang terbuat dari tanah memiliki derajat lebih tinggi dibanding dirinya, yang diciptakan dari api.

Dalam buku Kisah Nabi dan Rasul, disebutkan bahwa sebelum roh ditiupkan ke tubuh Nabi Adam, iblis meludahi tubuh Nabi Adam yang masih berupa tanah. Ludah iblis mengenai bagian pusar Nabi Adam, yang kelak menjadi alasan penting dalam penciptaan anjing.

Iblis, Ular, dan Peran Kuda

Setelah terusir dari surga, iblis tidak berhenti dalam usahanya untuk merusak ciptaan Allah. Karena tidak dapat memasuki surga, ia menggunakan tipu daya untuk membujuk seekor ular agar membantunya. Iblis meminta ular menyembunyikannya dalam mulutnya, sehingga ia dapat masuk ke surga tanpa diketahui.

Di dalam surga, iblis mendekati seekor kuda dan membujuknya untuk merusak tubuh Nabi Adam yang masih berupa tanah. Ia berkata kepada kuda, “Tahukah engkau bahwa keturunan makhluk ini kelak akan menunggangimu?” Tergoda oleh ucapan iblis, kuda hendak menginjak tanah liat Nabi Adam.

Namun, Allah SWT mengetahui niat buruk iblis dan mencegah rencana tersebut. Sebagai hukuman, Allah menciptakan seekor anjing dari bagian tubuh Nabi Adam yang terkena ludah iblis. Anjing ini ditugaskan untuk menjaga tanah liat tersebut agar tidak dirusak oleh kuda atau makhluk lainnya.

Mengapa Anjing Najis?

Meski diciptakan untuk tujuan mulia, yakni melindungi manusia pertama, anjing dianggap najis dalam Islam. Hal ini disebabkan karena asal penciptaannya, yakni dari bagian tubuh Nabi Adam yang telah terkena ludah iblis. Ludah tersebut mengandung najis yang menjadi alasan teologis mengapa anjing dianggap tidak bersih secara spiritual dalam Islam.

Namun demikian, Islam tidak serta-merta memandang anjing sebagai makhluk yang tidak berguna. Sebaliknya, anjing memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia, seperti menjaga keamanan dan membantu dalam perburuan.

Hikmah Penciptaan Anjing

Kesetiaan yang Luar Biasa

Anjing dikenal sebagai makhluk yang sangat setia kepada manusia. Kesetiaan ini dipercaya berasal dari tugas awal anjing yang menjaga tubuh Nabi Adam hingga Allah meniupkan roh ke dalamnya. Hingga kini, sifat alami anjing sebagai penjaga dan pelindung tetap melekat dalam perilakunya.

Pelajaran tentang Hikmah dan Kesabaran

Melalui penciptaan anjing, Allah SWT mengajarkan manusia untuk memahami bahwa segala sesuatu diciptakan dengan hikmah tertentu. Meskipun anjing dianggap najis, ia tetap memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Ini mengingatkan kita untuk tidak memandang rendah ciptaan Allah, melainkan melihat fungsi dan manfaatnya.

Pandangan Islam tentang Memelihara Anjing

Dalam Islam, memelihara anjing memiliki aturan yang jelas. Diperbolehkan memelihara anjing untuk tujuan tertentu, seperti menjaga rumah, menggembala ternak, atau berburu. Namun, umat Islam dianjurkan untuk menghindari kontak langsung dengan air liur anjing, karena dianggap najis mughallazah (najis berat).

Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang memelihara anjing, selain untuk menjaga ternak, berburu, atau menjaga ladang, maka pahalanya akan berkurang setiap hari sebanyak satu qirath." (HR. Bukhari dan Muslim)

Aturan ini menunjukkan keseimbangan dalam ajaran Islam: memanfaatkan fungsi anjing tanpa melanggar prinsip-prinsip kesucian.

Ular dan Hukuman dari Allah SWT

Selain anjing, ular juga menjadi bagian dari kisah ini. Sebagai makhluk yang membantu iblis memasuki surga, ular dihukum oleh Allah SWT. Dulu, ular dikenal sebagai makhluk indah dengan empat kaki dan kemampuan terbang. Setelah peristiwa tersebut, Allah mencabut keindahannya, menghilangkan kakinya, dan membuatnya menjadi penjaga kerajaan iblis di bumi.

Mulut ular yang digunakan untuk menyembunyikan iblis juga dihukum, sehingga menjadi berbisa. Hukuman ini menjadi pengingat bahwa setiap tindakan yang melawan perintah Allah akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Refleksi untuk Generasi Muda

Bagi kaum muda dan wirausahawan pemula, kisah ini memberikan banyak pelajaran. Pertama, setiap ciptaan Allah memiliki tujuan, meskipun terkadang sulit dipahami oleh akal manusia. Kedua, keberadaan anjing mengajarkan kita tentang nilai kesetiaan, tanggung jawab, dan perlindungan.

Selain itu, kisah ini juga mengingatkan pentingnya berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh godaan atau bisikan negatif, sebagaimana yang dialami oleh kuda dalam cerita ini.

Kesimpulan

Kenapa anjing haram tapi diciptakan? Jawabannya terletak pada hikmah penciptaannya. Anjing diciptakan untuk melindungi manusia, namun karena asal-usulnya yang terkena najis iblis, ia dianggap tidak bersih secara spiritual.

Meski demikian, Islam tidak melarang keberadaan anjing. Sebaliknya, anjing memiliki fungsi penting yang tidak bisa digantikan oleh makhluk lain. Dari kisah ini, kita belajar untuk menghargai setiap ciptaan Allah, memahami batasan agama, dan mengambil pelajaran dari setiap hikmah yang tersembunyi.

Untuk informasi lebih lanjut tentang topik gaya hidup Islami, kunjungi Fokus.co.id, portal yang menyediakan artikel-artikel edukatif dengan pendekatan yang santai namun mendalam.