Benarkah Kopi Bisa Memengaruhi Mood dan Stres Seseorang? Ini Fakta Ilmiahnya!
![]() |
Ilustrasi wanita minum kopi. Foto: Unsplash.com/Freestocks |
Kopi bukan sekadar minuman penghilang kantuk—bagi sebagian orang, secangkir kopi bisa jadi mood booster yang efektif. Tapi benarkah kopi bisa memengaruhi mood dan stres seseorang? Apakah manfaatnya hanya mitos atau memang didukung bukti ilmiah? MEDIA FOKUS akan mengulas secara mendalam hubungan antara konsumsi kopi, suasana hati, hingga risiko kecemasan dan stres berlebih.
Kopi: Stimulan Psikoaktif yang Berpengaruh pada Otak
Sebagai zat psikoaktif paling populer di dunia, kafein dalam kopi bekerja dengan cara memblokir reseptor adenosin—senyawa otak yang menimbulkan rasa kantuk. Dengan kata lain, kafein ‘menipu’ otak agar tetap waspada dan terjaga.
Namun, efeknya tak berhenti di sana. Konsumsi kopi juga diketahui merangsang pelepasan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin yang berkaitan erat dengan suasana hati dan rasa bahagia.
Kopi dan Risiko Depresi: Apa Kata Penelitian?
Beberapa penelitian berskala besar telah menemukan kaitan positif antara konsumsi kopi dengan penurunan risiko depresi. Misalnya, studi kohort terhadap lebih dari 50.000 wanita paruh baya yang berlangsung selama 10 tahun menemukan bahwa:
- Mereka yang minum 2–3 cangkir kopi berkafein per hari memiliki risiko depresi 15% lebih rendah.
- Konsumsi 4 cangkir atau lebih bahkan menurunkan risiko depresi hingga 20%.
Hal ini disebabkan oleh peran dopamin—zat kimia otak yang berkaitan dengan motivasi, rasa senang, dan kepuasan. Pada orang dengan gangguan mood seperti depresi atau kecemasan sosial, kadar dopamin sering kali ditemukan lebih rendah.
Apakah Kopi Bisa Mengurangi Stres atau Malah Memicunya?
Jawabannya tergantung pada dosis dan kondisi psikologis masing-masing individu.
Kafein Bisa Bantu Redakan Mood Buruk… Dalam Batas Wajar
Bagi sebagian orang, terutama yang mengalami stres ringan atau kecemasan situasional, secangkir kopi justru membantu menstabilkan emosi dan meningkatkan rasa nyaman. Ini karena efek kafein pada sistem limbik (pusat emosi otak) membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus.
Tapi Hati-Hati, Terlalu Banyak Kopi Bisa Picu Reaksi Berlawanan
Konsumsi kopi yang berlebihan justru berpotensi memperburuk stres dan kecemasan. Sebuah studi dari Finlandia menemukan bahwa:
- Mengonsumsi lebih dari 8 cangkir kopi per hari berkaitan dengan peningkatan risiko bunuh diri.
- Kafein dosis tinggi bisa menguras mineral penting seperti magnesium, yang esensial untuk kestabilan neurotransmiter.
Kondisi ini bisa memicu gejala seperti jantung berdebar, insomnia, hingga serangan panik pada individu yang sensitif atau memiliki riwayat trauma emosional.
Bagaimana Kopi Mempengaruhi Sistem Saraf Saat Stres?
Dalam kondisi stres, tubuh mengaktifkan sistem saraf simpatik: detak jantung meningkat, napas lebih cepat, dan tubuh siap ‘melawan atau kabur’. Biasanya, sistem parasimpatik akan menyeimbangkan kembali respons ini.
Namun, pada sebagian orang—terutama yang sulit mengatur emosi sejak kecil—kafein bisa menghambat pemulihan sistem saraf parasimpatik, memperpanjang efek stres dan membuat tubuh terus dalam kondisi siaga tinggi (hyper-arousal).
Akibatnya, individu bisa mengalami gejala ekstrem seperti kehilangan fokus, disorientasi, atau gangguan persepsi. Ini menunjukkan bahwa kopi bukan penyebab utama stres atau gangguan kecemasan, tapi dapat menjadi pemicu bila dikonsumsi tidak bijak.
Kopi, Tidur, dan Keseimbangan Energi Tubuh
Kafein Tidak Memberi Energi, Tapi Meminjamnya
Menurut Zachary Alti, pelatih kesehatan dan terapis hubungan asal New York, kafein sebenarnya tidak menciptakan energi, tapi “memaksa” tubuh untuk menggunakan cadangan energi yang seharusnya digunakan untuk pemulihan.
Ini berarti seseorang mungkin terlihat produktif dalam jangka pendek, namun fungsi tubuh lainnya bisa terganggu. Misalnya, sistem kekebalan, pencernaan, atau bahkan stabilitas emosi jangka panjang.
Dampaknya Terhadap Tidur dan Mood
Kafein bisa bertahan dalam tubuh selama 6–8 jam. Jika dikonsumsi sore atau malam, kualitas tidur bisa terganggu—baik dari segi durasi maupun kedalaman tidur.
Kualitas tidur yang buruk erat kaitannya dengan:
- Penurunan regulasi emosi
- Peningkatan kecemasan
- Risiko depresi yang lebih tinggi
Maka penting bagi siapa pun yang sensitif terhadap gangguan tidur atau sedang mengalami stres berat untuk mengatur waktu minum kopi secara bijak.
Kesimpulan: Haruskah Menghindari Kopi?
Benarkah kopi bisa memengaruhi mood dan stres seseorang? Jawabannya: ya, tapi tidak sesederhana itu.
Kopi bisa menjadi alat bantu untuk meningkatkan mood, fokus, dan motivasi—terutama jika dikonsumsi dalam jumlah moderat dan oleh orang yang kondisi mentalnya stabil. Namun bagi mereka yang:
- Mudah cemas
- Mengalami gangguan tidur
- Memiliki riwayat trauma emosional
...kafein justru bisa memperburuk gejala psikologis. Maka penting untuk memahami batas konsumsi pribadi, memperhatikan respon tubuh, dan berkonsultasi dengan ahli kesehatan bila perlu.
Ingat, kunci dari semua ini adalah: keseimbangan.