iPhone Bisa Makin Murah, Tapi Jangan Keburu Senang Dulu
FOKUS TEKNO - Kabar gembira buat penggemar iPhone: produk asal Amerika Serikat, termasuk si ponsel apel tergigit itu, masuk daftar barang yang dibebaskan bea masuk ke Indonesia. Tapi sebelum buru-buru nabung buat beli iPhone 15 Pro Max, ada baiknya baca ini sampai habis.
Apple Dapat Angin Segar, Vendor Asia Makin Keringetan
Kebijakan nol persen bea masuk ini bikin iPhone bisa masuk lebih lancar jaya ke pasar Indonesia, tanpa kena potongan pajak di pelabuhan. Menurut Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi yang sudah sering tampil di media, vendor Asia seperti Samsung, Xiaomi, dan Oppo harus siap-siap putar otak.
"Mereka harus ngandelin inovasi — AI, HP lipat, atau apalah — buat tetap bisa bersaing," kata Heru. Sementara Apple tinggal memperkuat branding dan ekosistem. Modal nama gede, lho.
Apalagi, meskipun pasar smartphone global lagi lesu karena ekonomi nggak jelas arahnya, rilis produk anyar seperti iPhone dan Galaxy masih jadi pemantik antusiasme, terutama di segmen menengah dan atas.
Harga iPhone Bisa Lebih Miring? Mungkin Iya, Mungkin Nggak
Secara teori, kalau bea masuknya nol, harusnya harga iPhone di Indonesia bisa stabil, atau bahkan lebih murah dibanding HP buatan negara lain yang masih kena tarif. Tapi teori ya tetap teori. Kenyataannya, bisa beda.
Bhima Yudhistira dari Celios (lembaga yang sering kasih analisis ekonomi dengan bahasa manusia) menyebut, dampak kebijakan ini ke harga iPhone kemungkinan minimal banget. Kenapa?
Karena sebagian besar iPhone yang masuk ke Indonesia itu dirakit di China. Meskipun Apple adalah perusahaan AS, tapi kalau pabriknya di luar AS, ya nggak masuk hitungan bebas tarif.
Jadi, jangan langsung berharap iPhone tiba-tiba diskon besar-besaran cuma karena ada perjanjian dagang.
Yang Turun Harga Malah Bukan HP
Kebijakan ini, kalau diperas sari-sarinya, justru lebih terasa di produk lain: suku cadang pesawat, makanan ternak, sampai daging sapi dan keju. Buat yang lebih butuh cheddar dari pada chat feature, ini mungkin kabar baik.
Bhima menambahkan, ekspor AS ke Indonesia lebih banyak berupa mesin industri dan barang modal. Laptop, kulkas, printer, atau mesin cuci dari Amerika? Maaf, belum tentu ikutan murah.
Impor-Export: Siapa Untung, Siapa Timpang
Ngomongin neraca dagang, data dari Kementerian Perdagangan menunjukkan kalau selama Januari–Mei 2025, Indonesia impor barang dari AS senilai US$3,82 miliar — naik tipis. Tapi lihat ekspornya: AS jual ke Indonesia US$10,15 miliar di 2024, sedangkan Indonesia ekspor ke AS sebesar US$28 miliar.
Artinya? Amerika lagi defisit dagang sama kita. Tapi jangan senang dulu — ini belum tentu berarti kita di atas angin. Bisa jadi malah makin menarik buat mereka nego lebih banyak lagi. Dan kita? Ya tergantung siapa yang jago main catur dagang.
Jadi, iPhone Makin Terjangkau? Jawabannya: Tergantung Siapa yang Baca
Buat yang udah siap gesek kartu kredit, mungkin tetap bisa berharap. Tapi realitanya, harga iPhone di Indonesia bukan cuma soal bea masuk. Ada pajak, ongkos distribusi, dan margin toko yang ikut bermain. Jadi walaupun bea impornya 0%, belum tentu harganya ikut 0% berubah.
Kalau kamu merasa iPhone makin murah itu ilusi, ya kamu tidak sendiri. Tapi kalau tiba-tiba preorder iPhone baru dibuka dengan harga yang bikin tergoda... ya, silakan ambil resiko.
Yang pasti, jangan lupa tetap #BijakBelanja.
—Redaksi, FOKUS.CO.ID