Sejarah Kabupaten Serang: Dari Kerajaan Banten Hingga Kini

Daftar Isi
Sejarah Kabupaten Serang

BLOG FOKUS - Kabupaten Serang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki sejarah panjang dan menarik. Kabupaten ini tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Banten atau Kesultanan Banten yang berdiri pada abad ke-16 dan menjadi salah satu pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Nusantara. Bagaimana sejarah Kabupaten Serang dari masa ke masa? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Sejarah Kerajaan Banten

Kerajaan Banten didirikan oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, seorang ulama dan penyebar Islam yang berasal dari Cirebon. Sunan Gunung Jati berhasil menaklukan Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran (Bogor) pada tahun 1526. Ia kemudian mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin, sebagai raja pertama Banten dengan gelar Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin memindahkan pusat pemerintahan dari Banten Girang (sekitar 3 km di selatan Kota Serang) ke Surosowan (Banten Lama) yang terletak sekitar 10 km di utara Kota Serang. Ia juga membangun pelabuhan dan benteng untuk mengembangkan perdagangan dan pertahanan kerajaan. Sultan Hasanuddin memerintah selama 18 tahun (1552-1570) dan meninggalkan warisan berupa Masjid Agung Banten yang masih berdiri hingga kini.

Sultan Hasanuddin digantikan oleh putranya, Sultan Maulana Yusuf, yang memerintah selama 10 tahun (1570-1580). Sultan Maulana Yusuf melanjutkan pembangunan pelabuhan dan benteng serta menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain, seperti Aceh, Mataram, Turki, Portugal, Spanyol, dan Inggris. Ia juga mengirimkan utusan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan membawa pulang kitab-kitab agama.

Sultan Maulana Yusuf wafat pada tahun 1580 dan digantikan oleh putranya, Sultan Maulana Muhammad, yang memerintah selama 44 tahun (1580-1624). Sultan Maulana Muhammad dikenal sebagai sultan yang bijaksana dan adil. Ia berhasil menyelesaikan konflik dengan Mataram dan Aceh serta memperluas wilayah kekuasaan Banten hingga ke Lampung, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara.

Sultan Maulana Muhammad wafat pada tahun 1624 dan digantikan oleh cucunya, Sultan Abdul Mufakhir atau Sultan Ageng Tirtayasa, yang memerintah selama 30 tahun (1651-1680). Sultan Ageng Tirtayasa adalah sultan terbesar dan terakhir Banten yang berhasil menjadikan kerajaan ini sebagai salah satu kekuatan maritim di Asia Tenggara. Ia juga dikenal sebagai sultan yang gigih melawan penjajahan Belanda yang mulai masuk ke Banten sejak akhir abad ke-16.

Sultan Ageng Tirtayasa menghadapi perlawanan dari putranya sendiri, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahhar, yang bersimpati dengan Belanda. Perang saudara antara ayah dan anak ini berlangsung selama 9 tahun (1677-1686) dan berakhir dengan kemenangan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dibuang ke Batavia (Jakarta), sedangkan Sultan Haji menjadi boneka Belanda yang menguasai Banten.

Baca juga: Sejarah Provinsi Banten: Dari Kerajaan Hingga Pemekaran

Sejarah Kabupaten Serang

Sejarah Kabupaten Serang

Setelah jatuhnya Kerajaan Banten ke tangan Belanda pada tahun 1686, Kabupaten Serang menjadi salah satu wilayah administratif yang dibentuk oleh pemerintah kolonial. Kabupaten Serang meliputi wilayah bekas pusat pemerintahan Kerajaan Banten di Surosowan dan Banten Girang serta sebagian wilayah pantai utara Jawa Barat.

Kabupaten Serang tetap bertahan sebagai kabupaten hingga masa kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1950, Kabupaten Serang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2000, Kabupaten Serang dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Serang dan Kota Serang. Kota Serang kemudian menjadi ibu kota Provinsi Banten yang dibentuk pada tahun yang sama.

Kabupaten Serang saat ini memiliki luas wilayah 1.469,66 km2 dan jumlah penduduk 1.684.566 jiwa (2022). Kabupaten ini terdiri dari 29 kecamatan dan 326 desa. Kabupaten ini dipimpin oleh Bupati Ratu Tatu Chasanah yang menjabat sejak tahun 2017.

Potensi dan Pariwisata Kabupaten Serang

Kabupaten Serang memiliki potensi yang besar di bidang pertanian, perikanan, industri, dan pariwisata. Kabupaten ini merupakan salah satu sentra produksi padi, palawija, sayur-mayur, buah-buahan, dan tanaman hias di Banten. Kabupaten ini juga memiliki potensi perikanan laut dan darat yang melimpah, seperti ikan, udang, kepiting, kerang, bandeng, lele, nila, dan gurame.

Kabupaten Serang juga menjadi lokasi berdirinya beberapa industri besar, seperti Krakatau Steel, Asahimas Chemical, Chandra Asri Petrochemical, dan Pertamina. Industri-industri ini memberikan kontribusi besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Serang.

Kabupaten Serang juga memiliki banyak objek wisata yang menarik dan bersejarah, seperti Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Tanjung Lesung, Pulau Sangiang, Pulau Umang, Gunung Karang, Gunung Raksa, Curug Gendang, Curug Cilember, Curug Cigumawang, Situs Surosowan, Situs Banten Girang, Masjid Agung Banten, Makam Sultan Banten, Makam Sunan Gunung Jati, Makam Syekh Maulana Yusuf Chirayu, Makam Syekh Nawawi Al-Bantani, dan lain-lain.

Kesimpulan

Kabupaten Serang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki sejarah panjang dan menarik. Kabupaten ini tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Banten atau Kesultanan Banten yang berdiri pada abad ke-16 dan menjadi salah satu pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Nusantara. Kabupaten ini juga memiliki potensi yang besar di bidang pertanian, perikanan, industri, dan pariwisata.

FAQ

Kapan Kabupaten Serang berdiri?

Kabupaten Serang berdiri pada tahun 1686 setelah jatuhnya Kerajaan Banten ke tangan Belanda.

Siapa bupati pertama Kabupaten Serang?

Bupati pertama Kabupaten Serang adalah Raden Tumenggung Wiradireja yang diangkat oleh Belanda pada tahun 1686.

Apa lambang dan motto Kabupaten Serang?

Lambang Kabupaten Serang berbentuk perisai dengan gambar bintang lima sudut di tengahnya. Di atas perisai terdapat tulisan “Kabupaten Serang” dan di bawahnya terdapat tulisan “Sepi Ing Pamrih Rame Ing Gawe”. Motto ini berarti “Bekerja tanpa mengharap imbalan apa pun”.

Bagaimana cara ke Kabupaten Serang?

Kabupaten Serang dapat dicapai dengan berbagai moda transportasi. Dari Jakarta atau Bandung dapat menggunakan kereta api atau bus dengan tujuan Stasiun Rangkasbitung atau Terminal Pakupatan. Dari Merak atau Lampung dapat menggunakan kapal feri atau bus dengan tujuan Pelabuhan Merak atau Terminal Pakupatan. Dari dalam kabupaten dapat menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi dengan mengikuti jalan raya nasional atau tol Jakarta-Merak.

Apa saja kuliner khas Kabupaten Serang?

Kuliner khas Kabupaten Serang antara lain adalah nasi uduk serang (nasi gurih dengan lauk-pauk), sate bandeng (sate ikan bandeng dengan bumbu kacang), soto mie serang (soto daging sapi dengan mie kuning), empal gentong (daging sapi rebus dengan santan), peuyeum bandung (tape singkong), dodol betawi (kue tradisional dari tepung beras ketan, gula merah, dan santan), dan es selendang mayang (es serut dengan sirup merah dan potongan agar-agar). Selain itu, Kabupaten Serang juga terkenal dengan kopi robusta yang dihasilkan dari perkebunan kopi di daerah Gunung Karang.