Apakah Motor Jarang Dipakai Perlu Diservis? Ini Risiko dan Waktu Servis Idealnya

FOKUS OTOMOTIF - Motor jarang dipakai bukan berarti bebas dari kewajiban servis. Banyak pemilik kendaraan beranggapan bahwa motor yang tidak digunakan dalam waktu lama akan tetap aman tanpa perawatan, padahal kenyataannya justru sebaliknya. Oli dapat mengental, aki berpotensi melemah, bahan bakar dapat mengendap, serta komponen mesin rawan berkarat. Karena itu, penting untuk tetap melakukan servis berkala meski motor jarang digunakan. Idealnya, motor jarang dipakai diservis setiap 3–6 bulan untuk memastikan seluruh komponen bekerja optimal saat dibutuhkan kembali. Dengan perawatan yang tepat, motor akan tetap prima, awet, dan siap digunakan kapan saja.
Baca juga:
- Tanda-Tanda Ban Motor Harus Segera Diganti
- Motor Jarang Dipakai Harus Rutin Ganti Oli Mesin? Ini Penjelasan Lengkapnya!
- Rahasia Memilih Oli Mesin yang Tepat untuk Sepeda Motor Anda
Banyak pemilik motor mengira bahwa kendaraan yang jarang digunakan tidak membutuhkan perawatan. Logikanya sederhana: kalau motor jarang jalan, berarti komponennya juga jarang bekerja, sehingga risikonya dianggap lebih kecil. Namun, mesin tidak berfungsi sesederhana itu. Mesin justru membutuhkan sirkulasi, panas, dan aliran pelumasan agar tetap stabil.
Motor yang terlalu lama didiamkan tanpa dijalankan justru rentan mengalami penurunan performa secara perlahan. Beberapa komponen dapat melemah, mengering, mengendap, hingga menyebabkan kerusakan internal yang baru terasa ketika motor akhirnya digunakan kembali. Inilah alasan mengapa pembahasan “Apakah motor jarang dipakai perlu diservis?” penting untuk dipahami.
Artikel ini mengupas tuntas apa saja yang terjadi pada motor ketika tidak dipakai dalam waktu lama, komponen apa saja yang berisiko rusak, dan bagaimana cara menjaga kondisi motor agar tetap prima meski jarang digunakan. Pembahasannya lengkap, mendalam, dan mudah dipahami, sehingga pemilik motor—baik pengguna harian maupun motor koleksi—bisa mendapatkan manfaatnya.
Mengapa Motor Jarang Dipakai Tetap Perlu Diservis?
Motor adalah rangkaian sistem mekanis yang saling bergantung. Meskipun terlihat diam, komponen internal tetap mengalami perubahan kimia, perubahan suhu, hingga proses oksidasi. Saat motor jarang dihidupkan, beberapa masalah dapat muncul, seperti:
- Oli mengendap, sehingga pelumasan tidak berjalan optimal di detik-detik awal mesin hidup.
- Aki kehilangan daya, akibat arus parasit dari sistem elektronik yang tetap aktif.
- Bahan bakar menurun kualitasnya, terutama jika disimpan terlalu lama.
- Karat dan kelembapan mulai muncul pada bagian logam.
- Ban kehilangan tekanan angin, bahkan berpotensi muncul flat-spot.
Semua ini menegaskan bahwa servis berkala tetap penting meski motor jarang dipakai.
Apa yang Terjadi pada Motor Saat Jarang Dipakai?
Motor yang dibiarkan diam berbulan-bulan tidak berada dalam kondisi "istirahat", melainkan "pasif tetapi menua". Beberapa proses internal tetap terjadi meski motor tidak bergerak. Berikut penjelasan detailnya.
1. Oli Mengendap dan Kualitasnya Menurun
Oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung mesin. Dalam kondisi normal, oli beredar dengan stabil melalui pompa oli setiap kali mesin hidup. Namun ketika motor dibiarkan diam:
- Oli turun dan mengendap di dasar mesin.
Akibatnya, bagian atas mesin (seperti head dan rocker arm) kehilangan lapisan pelindung. - Ketika mesin akhirnya dinyalakan, pelumasan butuh waktu beberapa detik untuk kembali optimal.
Pada periode inilah gesekan kering dapat terjadi dan mempercepat keausan. - Kualitas oli menurun hanya karena waktu.
Kandungan aditif—seperti detergen, dispersant, dan anti-oksidasi—akan terurai meski mesin tidak bekerja.
Inilah mengapa penggantian oli minimal setiap enam bulan tetap disarankan, meskipun motor jarang digunakan.
2. Bahan Bakar Mengalami Penurunan Kualitas
Bensin yang dibiarkan terlalu lama di dalam tangki akan mengalami:
- Evaporasi (penguapan), terutama komponen ringan yang diperlukan untuk pembakaran awal.
- Pembentukan residu atau varnish, yang bisa mengotori injektor atau karburator.
- Penurunan angka oktan, sehingga mesin lebih mudah knocking ketika digunakan kembali.
Jika motor dibiarkan diam lebih dari dua bulan tanpa dihidupkan, bahan bakar berpotensi berubah kualitas dan menurunkan performa mesin.
3. Aki Perlahan Kehilangan Daya
Tanpa disadari, motor yang tidak dihidupkan tetap mengonsumsi listrik dalam jumlah kecil. Sistem seperti:
- jam digital,
- ECU,
- alarm,
- sensor immobilizer,
tetap mengalirkan arus kecil yang disebut parasitic drain. Ketika arus ini berlangsung terus-menerus tanpa pengisian ulang dari mesin, aki akan:
- kehilangan kapasitas,
- mengalami sulfasi pada sel aki,
- atau bahkan mati total.
Menyalakan motor minimal seminggu sekali dapat membantu menjaga kesehatan aki.
4. Kelembapan Memicu Korosi
Motor yang disimpan di ruangan tertutup tanpa ventilasi dapat mengalami penumpukan kelembapan. Ini menyebabkan:
- karat pada bagian logam,
- kondensasi pada area kelistrikan,
- korosi pada rantai, baut, dan knalpot.
Mesin yang berkarat di bagian internal bisa mengurangi performa dan umur komponen.
5. Ban Kehilangan Tekanan dan Bentuk
Ban motor yang terlalu lama tidak bergerak rentan mengalami:
- penurunan tekanan udara secara alami,
- flat-spot, yaitu bagian ban yang menjadi datar karena menahan beban terlalu lama,
- keretakan mikro akibat perubahan suhu.
Ini berbahaya jika motor langsung digunakan karena ban tidak lagi dalam kondisi optimal.
Mengapa Motor Jarang Dipakai Tetap Perlu Diservis?
Pertanyaan “Apakah motor jarang dipakai perlu diservis?” sering muncul karena banyak pemilik mengira servis hanya terkait jarak tempuh. Padahal, servis juga berhubungan dengan usia komponen, perubahan kimia, dan kondisi lingkungan. Motor yang tidak aktif tetap mengalami proses penuaan dari dalam.
Di bawah ini adalah alasan teknis maupun praktis mengapa servis tetap wajib, meskipun motor Anda lebih banyak parkir daripada jalan.
1. Komponen Mesin Tetap Mengalami Deteriorasi
Komponen internal seperti seal, gasket, pelumas, hingga o-ring bersifat organik. Artinya, material ini bisa mengeras, getas, memuai, atau menyusut meski motor tidak digunakan.
Beberapa efek yang umum terjadi:
- Seal mengering dan berpotensi menyebabkan kebocoran oli.
- O-ring mengeras, membuat komponen tidak dapat menutup rapat.
- Gasket menua, mengurangi kemampuan menahan tekanan.
Jika motor dibiarkan terlalu lama tanpa pemanasan berkala, seal dan o-ring tidak mendapatkan pelumas yang diperlukan untuk menjaga kelenturannya. Inilah sumber banyak kebocoran setelah motor lama tidak dipakai.
2. Servis Berkala Memastikan Mesin Tidak Mengalami “Dry Start”
Dry start adalah kondisi berbahaya ketika mesin dinyalakan sementara sebagian komponennya tidak mendapat pelumasan memadai. Ini umum terjadi pada motor yang lama tidak dihidupkan karena oli turun ke bawah dan tidak menyelimuti komponen atas mesin.
Dampaknya:
- gesekan meningkat,
- keausan komponen lebih cepat,
- suara mesin kasar,
- potensi kerusakan jangka panjang.
Dengan servis berkala, terutama penggantian oli tepat waktu, risiko dry start dapat ditekan.
3. Sistem Kelistrikan Tetap Memerlukan Aktivitas
Aki tidak hanya berfungsi saat motor nyala. Ia juga terus bekerja untuk menjaga sistem elektronik tetap siap digunakan. Tanpa pengisian ulang dari motor yang aktif, aki akan melemah.
Lewat servis, kondisi aki dapat dipantau:
- tegangan,
- arus pengisian,
- tingkat sulfasi,
- konektor dan kabel.
Perawatan ini memastikan motor tetap siap distarter kapan pun diperlukan.
4. Sistem Bahan Bakar Membutuhkan Kebersihan dan Aliran
Bahan bakar lama bisa membuat:
- injektor tersumbat,
- karburator kotor,
- filter bensin mengendap residu,
- tekanan bahan bakar tidak stabil.
Servis berkala membantu membersihkan jalur bahan bakar sebelum masalah menjadi lebih parah.
5. Mencegah Masalah Kecil Menjadi Masalah Besar
Servis berfungsi sebagai deteksi dini. Mekanik dapat menemukan:
- kebocoran halus,
- karat kecil,
- pelumasan yang kurang,
- tekanan ban tidak stabil,
- retakan pada komponen karet,
- suara mesin tidak normal.
Semua itu lebih mudah dan murah diperbaiki jika diketahui sejak dini.
Risiko Kerusakan Jika Motor Jarang Dipakai dan Tidak Diservis
Motor jarang dipakai bukan berarti jarang rusak. Justru kerusakannya cenderung muncul tiba-tiba ketika motor sedang kembali digunakan.
Berikut risiko yang paling sering dialami pemilik yang membiarkan motornya lama diam tanpa perawatan.
1. Aki Melemah dan Sulfasi
Aki motor memiliki sifat kimia yang sensitif terhadap kondisi tidak aktif. Ketika motor tidak digunakan, proses sulfasi akan meningkat.
Sulfasi adalah kondisi ketika kristal sulfat menumpuk pada pelat aki, membuatnya sulit mengisi daya. Hasilnya:
- motor susah distarter,
- aki tidak bisa menampung arus maksimal,
- harus diganti lebih cepat dari usia normal.
Aki motor modern, terutama tipe MF (maintenance free), lebih rentan mengalami kerusakan jika dibiarkan kosong terlalu lama.
2. Bahan Bakar Menjadi Keruh dan Meninggalkan Endapan
Bahan bakar memiliki masa simpan. Ketika motor dibiarkan diam selama:
- 2–3 bulan → mulai terjadi evaporasi
- 3–6 bulan → muncul residu dan perubahan warna
- lebih dari 6 bulan → bensin bisa berubah seperti pernis dan menghambat injeksi
Efeknya pada mesin:
- performa loyo,
- putaran mesin tidak stabil,
- brebet di rpm rendah,
- injektor tersumbat,
- karburator kotor dan macet.
Perbaikan sistem bahan bakar bisa memakan biaya lebih besar daripada servis rutin.
3. Oli Kehilangan Kemampuan Melumasi
Oli yang sudah tua akan kehilangan:
- viskositas,
- kemampuan melindungi dari gesekan,
- kemampuan menahan panas,
- ketahanannya terhadap oksidasi.
Oli yang mengental dapat menyulitkan starter, sementara oli yang terlalu encer tidak memberi perlindungan memadai.
Komponen yang sering rusak akibat oli yang dibiarkan terlalu lama:
- piston dan ring piston,
- dinding silinder,
- rocker arm,
- noken as,
- bearing mesin.
4. Karat dan Kelembapan Menyerang Bagian Logam
Motor yang disimpan di area lembap sangat rentan mengalami korosi. Kelembapan dapat masuk ke dalam:
- knalpot,
- rangka baja,
- baut-baut,
- cakram rem,
- area mesin luar.
Karat yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi korosi serius yang menurunkan kekuatan struktur logam motor.
5. Rem Berkurang Performa dan Bisa Mengalami Macet
Ketika motor jarang dipakai:
- minyak rem menyerap uap air,
- kaliper macet,
- piston rem menempel,
- kampas rem mengeras,
- piringan rem mulai berkarat.
Ini berbahaya karena rem bisa tidak responsif ketika motor kembali digunakan.
6. Ban Mengalami Flat-Spot dan Getas
Ban yang menahan beban terlalu lama pada satu posisi akan:
- berubah bentuk (flat-spot),
- kehilangan tekanan udara,
- mengeras akibat perubahan suhu,
- retak kecil pada dinding ban.
Flat-spot bisa menyebabkan getaran ketika motor digunakan dan menurunkan kenyamanan berkendara.
7. Rantai Kering dan Mudah Berkarat
Rantai membutuhkan pelumasan teratur. Jika lama tidak digunakan:
- pelumas mengering,
- rantai mengeluarkan suara berisik,
- gear menjadi kasar,
- potensi putus lebih besar.
Servis ringan seperti melumasi dan membersihkan rantai sangat penting meski motor jarang jalan.
8. Kabel dan Karet Mengalami Penuaan
Kabel, selang, karet intake, karet sokbreker, dan komponen sejenisnya dapat:
- mengeras,
- retak,
- kehilangan elastisitas,
- bocor ketika dialiri fluida kembali.
Kerusakan ini muncul diam-diam dan sering menyebabkan biaya servis membengkak ketika motor kembali dipakai.
Panduan Servis Motor yang Jarang Dipakai
Untuk menjawab pertanyaan “Apakah motor jarang dipakai perlu diservis?”, penting memahami apa saja yang harus diperiksa dan diganti saat servis. Servis untuk motor yang lama tidak digunakan sedikit berbeda dibanding servis motor harian.
Berikut komponen yang wajib mendapat perhatian.
1. Ganti Oli Mesin (Wajib Meski Tidak Dipakai)
Oli adalah pelindung utama mesin. Ketika motor jarang dipakai:
- oli mengendap,
- aditif pelindung berkurang,
- potensi oksidasi meningkat.
Saran penggantian:
- Setiap 6 bulan sekali, apa pun jarak tempuhnya.
- Jika motor benar-benar tidak dipakai sama sekali, ganti setiap 4–6 bulan.
- Gunakan oli dengan spesifikasi sesuai rekomendasi pabrikan.
2. Periksa dan Isi Ulang Aki
Aki motor jarang dipakai sering melemah karena parasitic drain.
Langkah perawatan:
- cek tegangan aki setiap bulan,
- hidupkan motor setidaknya seminggu sekali 10–15 menit,
- pastikan terminal bersih dari karat,
- isi ulang jika tegangannya di bawah standar.
Pada motor injeksi, aki yang lemah membuat motor sulit menyala.
3. Pemeriksaan Sistem Bahan Bakar
Jika motor jarang digunakan, lakukan:
- pembersihan injektor,
- pengecekan tekanan fuel pump,
- pembersihan karburator (untuk tipe karbu),
- penggantian bensin lama dengan baru.
Bahan bakar berusia lebih dari 2–3 bulan sebaiknya dibuang dan diganti.
4. Pemeriksaan Sistem Pendinginan (Air Radiator)
Untuk motor berpendingin cairan:
- air radiator harus dicek setiap 3–6 bulan,
- pastikan tidak ada kebocoran seal water pump,
- pastikan tutup radiator berfungsi.
Meski motor tidak dipakai, cairan pendingin tetap mengalami penurunan kualitas.
5. Pemeriksaan Rem dan Kaliper
Motor yang lama diam butuh pengecekan:
- minyak rem (wajib ganti tiap 2 tahun),
- kondisi kaliper,
- pergerakan piston rem,
- kebersihan cakram,
- ketebalan kampas.
Rem yang macet sangat umum terjadi pada motor yang jarang dipakai.
6. Pemeriksaan Rantai, Gear, dan Pelumasan
Lakukan:
- pelumasan rantai,
- pembersihan gear,
- pengecekan ketegangan rantai.
Rantai kering mudah berkarat dan merusak gear.
7. Pengecekan Ban dan Tekanan Udara
Ban kehilangan tekanan meskipun motor tidak bergerak.
Periksa:
- tekanan angin,
- tanda retakan kecil,
- flat-spot,
- kondisi pentil.
8. Pemeriksaan Filter Udara dan Area Karat
Filter udara bisa lembap dan berjamur jika motor disimpan di area tidak berventilasi.
Bagian knalpot dan baut juga harus dicek dari karat.
Cara Merawat Motor yang Jarang Dipakai Agar Tetap Prima
Berikut langkah praktis yang bisa diterapkan pemilik motor agar komponen tetap awet.
1. Panaskan Motor Secara Rutin
Panaskan motor:
- 1× seminggu,
- selama 10–15 menit,
- untuk mengalirkan oli dan menjaga aki.
Tujuan pemanasan bukan hanya memanaskan mesin, melainkan mengaktifkan sistem pelumasan dan kelistrikan.
2. Gunakan Standar Tengah saat Parkir Lama
Standar tengah membantu:
- mengurangi beban pada ban,
- mencegah flat-spot,
- membuat oli lebih stabil.
3. Isi Bensin Secukupnya
Jika motor ingin disimpan lama, hindari tangki kosong karena bisa menyebabkan karat.
Namun jangan mengisi penuh selama berbulan-bulan tanpa penggantian.
4. Jaga Kebersihan Motor
Debu dan kelembapan memicu karat.
Cuci, keringkan, dan lapisi dengan pelindung logam jika motor disimpan lama.
5. Simpan di Tempat Kering dan Berventilasi Baik
Sebisa mungkin hindari ruangan lembap.
Gunakan cover motor yang breathable, bukan plastik penuh.
6. Cek Tekanan Ban Rutin
Minimal sebulan sekali, meskipun motor tidak jalan.
7. Gunakan Pelumas Rantai Secara Berkala
Semprot pelumas rantai untuk mencegah karat dan menjaga kelancaran gerak.
Cara Menghidupkan Motor yang Sudah Lama Tidak Dinyalakan
Sebelum menekan tombol starter, ada beberapa langkah keamanan agar mesin tidak mengalami kerusakan besar akibat dry start.
1. Periksa Oli Mesin
Pastikan volume masih cukup dan warna tidak terlalu gelap atau kental.
Jika oli sudah lebih dari 6 bulan, disarankan ganti dahulu.
2. Periksa Aki
Jika motor tidak menyala saat starter, periksa:
- tegangan aki,
- kabel longgar,
- sekring.
Aki lemah adalah penyebab utama motor lama tidak menyala.
3. Ganti Bensin Lama
Buang bensin yang sudah berada di tangki lebih dari 2–3 bulan.
Gunakan bensin baru agar pembakaran optimal.
4. Gunakan Kick Starter Terlebih Dahulu (Jika Ada)
Gunakan kick starter 5–10 kali untuk membantu oli naik ke kepala silinder.
Ini mencegah dry start.
5. Panaskan Motor Secara Bertahap
Setelah mesin menyala:
- jangan langsung digas,
- biarkan idle 5–10 menit,
- dengarkan suara mesin.
Jika ada suara kasar, matikan mesin dan cek komponen.
Checklist Servis untuk Motor Jarang Dipakai
Berikut daftar lengkap komponen yang perlu dicek saat servis:
Mesin:
- Oli mesin
- Filter oli
- Seal dan gasket
- Businya
Sistem bahan bakar:
- Kualitas bensin
- Injektor / karburator
- Fuel pump
- Filter bensin
Sistem kelistrikan:
- Tegangan aki
- Kabel dan konektor
- Sekring
Bagian bergerak:
- Rantai
- Gear set
- Pelumasan
Sistem rem:
- Minyak rem
- Kaliper
- Piston rem
Ban & suspensi:
- Tekanan ban
- Kondisi ban
- Suspensi
Checklist ini bisa disimpan sebagai panduan servis 6 bulanan.
Pertanyaan yang Paling Sering Ditanyakan
1. Apakah motor jarang dipakai perlu diservis?
Ya, tetap perlu.
Komponen mesin mengalami penurunan kualitas meski motor tidak bergerak.
2. Berapa bulan sekali servis motor yang jarang dipakai?
Idealnya setiap 3–6 bulan, tergantung kondisi penyimpanan.
3. Apa dampak motor tidak dipanaskan lama?
Oli mengendap dan pelumasan terlambat bekerja. Ini dapat menyebabkan gesekan kering.
4. Kenapa aki motor cepat soak meski tidak dipakai?
Ada arus listrik kecil yang terus berjalan, terutama pada motor injeksi.
5. Apa motor injeksi lebih rentan rusak kalau lama tidak dipakai?
Ya, karena sistem bahan bakarnya lebih sensitif terhadap bensin basi dan tekanan pompa.
6. Apakah bensin lama harus dibuang?
Jika lebih dari 2–3 bulan tidak dipakai, sebaiknya dibuang dan diganti baru.
7. Apakah motor baru juga harus diservis kalau jarang dipakai?
Harus, karena oli, aki, dan komponen karet tetap mengalami penurunan kualitas.
Kesimpulan
Jadi, apakah motor jarang dipakai perlu diservis?
Jawabannya iya—wajib. Motor yang jarang digunakan tetap mengalami proses penuaan dari dalam. Oli mengendap, aki melemah, bensin menurun kualitasnya, hingga komponen karet mengeras.
Dengan mengikuti panduan servis 3–6 bulan sekali dan perawatan berkala seperti memanaskan motor, menjaga kebersihan, serta memeriksa tekanan ban, motor akan tetap prima kapan pun ingin digunakan.
Motor yang sehat bukan hanya lebih nyaman, tetapi juga lebih aman dan lebih hemat biaya perbaikan.
Baca juga: